REPUBLIKBERITA.CO.ID., BANJARBARU – Semua orang tua yang mempunyai anak tentu sangat menginginkan buah hatinya untuk menjadi orang terbaik dikemudian hari.
Salah satu upaya agar semua itu tercapai tentu orang tua akan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya.
Tidak sedikit orang akan menyekolahkan anaknya di tempat yang unggul dan dinilai pas untuk anak. Meskipun biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Tujuannya tiada lain agar sibuah hati bisa mendapatkan pembelajaran yang nyaman dan pasti sekolah yang tidak ada kegaduhan.
Namun meskipun sekolah itu ditarif dengan biaya mahal, dan sudah mendapatkan predikat unggul ternyata tidak menjamin pengawasannya bagus.
Pernyataan itu disampaiakan lantaran ada beberapa anak yang bersekolah di Yayasan Anawi, SD Sanjaya Kota Banjarbaru mengalami tindakan bullying.
Menurut pengakuan dari salah satu orang tua murid Siska yang anaknya kena bullying bahwa persoalan itu tidak hanya terjadi sekali.
“Saya berani menyampaikan pada publik lantaran tindakan bullying yang terjadi pada anak saya sudah sangat sering,” ungkapnya.
Sebenarnya dirinya enggan membesarkan masalah ini apalagi menyampaikan pada publik, namun dikarenakan pihak sekolah seakan-akan tidak serius menanggapi masalah ini dengan dan seakan-akan menyepelekannya.
“Saya geram karena bullying ini sebenarnya bisa menjadi penyakit mental kepada anak-anak, apalagi anak saya sudah banyak luka bahkan mata anak saya sampai kabur karena ditonjok salah satu temannya disekolah,” jelasnya.
Dirinya tersebut membeberkan bahwa tujuan disekolahkannya anak mereka di yayasan anawi yakni SD Sanjaya
berakreditasi A tersebut agar mendapatkan kemanann dan pendidikan yang berkualitas
“Meskipun dalam satu semester biaya SPP minimal mencapai Rp 400 ribu per bulan hal itu tidak masalah asalkan anak dapat bersekolah dengan nyaman tidak ada bullying,”
Dengan adanya masalah ini Ibu tersebut sudah melaporkan kepada bagian Dinas Perlindungan Anak dan Perempuan.
“Tujuan saya melaporkan masalah ini kepada dinas terkait agar tidak ada lagi anak-anak yang melakukan bullying dan khusus pada para guru yang berada di sekolah bisa lebih menjaga anak-anak didiknya,” bebernya.
Sebelum mengakhiri ibu tersebut meminta agar masalah bisa diselesaikan dengan seadil-adilnya kepada pelaku pembulian, jangan ada keberpihakan dalam penyelesaian masalah ini.
“Jangan mentang-mentang yang bersangkutan dekat dengan pihak yayasan lalu dibela, ini bahaya tentunya kedepan karena akan ada kesewenang-wenangan. Saya juga jangan dianggap menjelekkan sekolah, ini tentu hanya sebagai pembelajaran agar kedepannya sekolah bisa bijak menanggapi masalah seperti ini dan cepat tanggap jangan ada korban dulu, baru meminta maaf dan mengakui kesalah bahwa lalai dalam menjaga muridnya,” harapnya.
Mudahan mudahan dengan terkuaknya masalah ini orang tua yang juga anaknya mendapatkan perbuatan bullying bisa menyampaikannya.
“Saya berharap orang tua yang lain bisa berbicara jangan sampai ada korban, baru ada tindakan entah itu sekolah maupun dinas terkait.” Akhirnya