REPUBLIKBERITA.CO.ID., MARTAPURA – Miris Akibat kelalaian para guru di sekolah, sebanyak 103 orang siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri MAN 4, tidak bisa ikut Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Persoalan itu terjadi lantaran pihak sekolah mengalami kendala dalam pengupload-an Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) ke akun Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).
Salah satu murid yang kecewa dengan kejadian tersebut Siti Munawarah, dimana kata dia akibat kelalaian tersebut membuat dirinya putus asa untuk masuk perguruan tinggi.
“Bagaimana tidak SNBP inikan merupakan salah satu cara saya untuk memasuki PTN, karena saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, tetapi apalah daya,” ujarnya kepada pewarta 6 Februari 2025
Munawarah, mengaku perjuangannya untuk ikut SNBP tidak sebentar dimana hal itu dipersiapkannya sejak dari kelas 10.
“Cukup lama saya mengimpikan harapan itu demi bisa masuk ke PTN favorit melalui jalur prestasi tapi karna sudah terjadi ya tidak ada cara lainnya selain menerima nya,” tuturnya.
“Yang pasti didalam hati ada rasa marah dan kecewa, tidak ada cara lain selain mengikuti tahap selanjutnya,” lanjutnya lagi.
Sementara untuk mengikuti Jalur Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) kata dia dirinya kurang berminat.
“Kalau SPAN-PTKIN, jujur saya tidak ada jurusan yang dikehendaki, karena saya menghendaki jurusan bidang sains,” bebernya.
Sementara itu, Wakil Kepala Madrasah (Wakamad) MAN 4 Banjar, Muzahir, mengakui bahwa memang ada kesalahan dan kelalaian dari pihak sekolah.
“Kami minta maaf kepada siswa dan orang tua siswa, kami juga sudah berusaha semaksimal mungkin karena terkendala saat peng upload-an nilai,” ucapnya.
Menanggapi persoalan yang ada Bupati Banjar H. Saidi Mansyur, juga turut menyayangkannya, kedepan dia akan meminta asisten untuk menemui Kemenag.
“Nanti saya minta asisten untuk menemui Kemenag mengapa hal itu bisa terjadi karena masalah itu tentunya sangat disayangkan,” ujarnya Sabtu 8 Febuari 2024.
Memang beberapa waktu lalu lanjut Saidi ada masyarakat yang melaporkan terkait masalah itu namun pihaknya tidak dapat menjawab.
“Kita tunggu nanti jawaban dari Kemenag,” akhirnya.