Banjarbaru- Persoalan Viral antara Seorang Guru Honorer dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, serta dugaan pengancaman terhadap Aktivis LSM Kalsel Aliansyah, berbuntut pada pergerakan Aktivis Kalimantan Selatan.
Dalam pertemuan yang diadakan di Hotel Roditha Banjarbaru, Kamis (19/9/2024) Rembuk Aktivis Banua menyatakan sikap untuk Save Aktivis dan Selamatkan Dunia Pendidikan di Banua.
Aktivis Ketua Gerakan Jalan Lurus, Anang Rosadi menyampaikan, pernyataan sikap ini ditujukan untuk Gubernur dan Polda Kalsel.
“Kami ingin Madun diberhentikan sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kalsel,Gubernur dapat memilih atau menetapkan pengganti yang profesional dan berperilaku baik,” ucapnya.
“Kepada Polda Kalsel agar mengusut dan tuntaskan laporan dugaan tindak pidana yang disampaikan oleh aktivis yang jiwanya terancam dari pihak yang diduga melakukan upaya barbar atau premanisme. Cegah, tangkal dan tindak segala upaya yang menghalangi maupun mengancam adanya aksi penyampaian aspirasi yang disampaikan oleh aktivis maupun masyarakat banua, Bersikap humanis tanpa arogan dalam menyikapi segala aksi pada aktivis, mahasiswa maupun warga yang menyampaikan aspirasi dengan aksi demo jalanan di manapun sebagaimana aturan berlaku,” tuturnya.
Sementara itu, Aliansyah mengapresiasi atas dukungan dan kepedulian rekannya. Pernyataan Sikap Aktivis Kalimantan Selatan ini, dinanti untuk ditindak lanjuti.
“Ini bentuk kepedulian para aktivis banua yang tidak tinggal diam melihat kondisi seperti ini. Jika dalam satu minggu kedepan permintaan tidak diindahkan, maka kami akan melakukan aksi lebih besar,” ujarnya.
Masih di kegiatan yang sama, Aktivis dari Pemuda Bersatu dan Advokasi Rakyat untuk Negara, Kasmili juga mengatakan, dugaan pengancaman yang dilakukan kepala dinas tersebut tidak mencerminkan perilaku seorang pejabat.
“Perilaku onum pejabat itu sudah kelewatan batas dan tidak mencerminkan perilaku pejabat, hari ini mungkin Ali yang diancam, kedepanya kita tidak tahu,” pungkasnya.