REPUBLIKBERITA.CO.ID, BANJARBARU – Seiring pesatnya pertumbuhan Kota Banjarbaru, pengelolaan sampah menjadi tantangan yang semakin besar. Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 278.000 jiwa pada tahun 2025, produksi sampah di kota ini diperkirakan mencapai lebih dari 190 ton per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru, Sirajoni, menjelaskan bahwa peningkatan volume sampah tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, tetapi juga karena posisi Banjarbaru sebagai kota persinggahan.
“Selain bertambahnya jumlah penduduk, volume sampah meningkat karena aktivitas perlintasan kendaraan dan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat,” ujar Sirajoni saat ditemui pada Kamis (9/01/2025).
Saat ini, sekitar 19-20 persen sampah di Banjarbaru berhasil dikelola melalui berbagai fasilitas seperti PDU dan TPS 3R yang melibatkan masyarakat serta pemulung. Namun, sekitar 150 ton sampah masih harus dibuang setiap harinya ke tempat pembuangan sampah.
Meski ada upaya pengurangan sampah dari sumbernya, tantangan utama terletak pada keterbatasan teknologi pengolahan sampah.
“Untuk mencapai pengelolaan sampah yang lebih optimal, seperti konsep zero waste, dibutuhkan teknologi yang lebih canggih, seperti generator. Hal ini memerlukan koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat terkait kebijakan dan dukungan teknis,” tambahnya.
Selain itu, Banjarbaru juga dihadapkan pada keterbatasan jumlah armada pengangkut sampah. Saat ini, tersedia sekitar 50 armada, padahal idealnya dibutuhkan 60 armada untuk mengoptimalkan layanan. Banyak kendaraan pengangkut yang sudah tua dan perlu diganti demi meningkatkan efisiensi pengangkutan sampah.
Terkait peluang pengelolaan sampah melalui pihak ketiga, Sirajoni menyatakan bahwa opsi tersebut terbuka, meskipun ada kendala dalam nilai jual hasil olahan sampah yang belum sebanding dengan biaya produksinya.
“Diperlukan peran pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur yang mendukung, seperti industri pengolahan sampah yang dapat menampung hasil olahan seperti biji plastik atau briket untuk bahan bakar,” tegasnya.
Dengan adanya potensi industri pengolahan sampah dan peluang kolaborasi dengan pihak ketiga, pengelolaan sampah di Banjarbaru diharapkan semakin efisien dan berkelanjutan di masa depan.
“Tentunya, dukungan teknologi dan kebijakan dari pemerintah pusat sangat diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik,” pungkasnya.