Data Kemenkes RI hingga Sabtu (17/8/2024) mengungkapkan bahwa, total jumlah kasus MonkeyPox/Mpox (Cacar Monyet) di Tanah Air sejak 2022 telah mencapai 88 pasien terkonfirmasi.
Secara rinci, total kasus terkonfirmasi Mpox terbagi atas satu orang pada 2022, 73 orang pada 2023, dan 14 orang pada 2024. (Dikutip dari Sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Cacar monyet adalah penyakit infeksi akibat Monkeypox virus (MPXV) yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus, bagian dari keluarga Poxviridae yang mirip dengan virus penyebab smallpox. Penularan penyakit ini melalui binatang (zoonosis) tetapi gejalanya lebih ringan.
Monkeypox (MPox) merupakan penyakit langka yang pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark, ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian. Maka dari itu, penyakit ini diberi nama monkeypox atau cacar monyet.
Virus Mpox ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan Lesi Kulit, cairan tubuh, atau barang-barang yang terkontaminasi, seperti pakaian atau linen yang digunakan oleh orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi virus Mpox rerata 6-13 hari, namun dapat memanjang hingga 5-21 hari, setelah kontak dengan hewan dan manusia yang terinfeksi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Erni Syafrida Noor mengatakan, untuk saat ini kasus Mpox sudah di tahap waspada, maka dari itu Dinkes kota Banjarbaru melakukan Surveilans aktif.
“Kita menemukan 2 orang suspek terkait kasus penyakit Mpox, 1 nya di rumah sakit, dan 1 nya dari praktek dokter,” Ucapnya, saat di temui di ruangan nya, Dinkes Banjarbaru (4/9/24).
Dinkes telah memeriksa ke 2 orang suspek tersebut, dan di nyatakan Negatif, pemeriksaan tersebut dilakukan di balai besar laboratorium kesehatan masyarakat di Kota Banjarbaru.
“Karena sudah ditemukan suspek 2 orang ini, maka kita wajib waspada dimana secara klinis ini di duga kasus MPox, namun saat ini kasus MPox Nihil di kota Banjarbaru,” Ucapnya.
Masih kata Erni, penyakit MPox ini lebih berbahaya karena resiko tingkat kematian nya lebih tinggi.
“Untuk penularan nya sendiri tidak mudah namun, MPox ini lebih berisiko kepada mereka yang berprilaku LSL (lelaki yang berhubungan dengan lelaki) dan umumnya penyebaran terjadi karena melalui kontak seksual, namun tidak menutup kemungkinan kasus ini meluas ke kalangan lainnya,” Tutupnya.