REPUBLIKBERITA.CO.ID – KABUPATEN BANJAR,- Sebanyak 1,5 ton ikan budidaya keramba jaring apung di Sungai Kunyit Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar, mendadak mati pada Senin (28/10/2024).
Ikan tersebut berada dalam tiga keramba milik pembudidaya dan sudah dalam kondisi siap panen.
“Kematian ikan yang ada di sungai kunyit aliran riam kanan itu ada jenis ikan Bawal sekitar 600 kilo dan Nila 900 kilo, semuanya sudah siap panen dan sudah bisa dijual,” ungkap Kabid Perikanan Budidaya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Bandi Chairullah, sesaat setelah mengunjungi lokasi.
Kematian ikan budidaya secara mendadak tersebut lanjut Bandi, disebabkan kondisi kualitas air yang mengalami penurunan.
“Berdasarkan hasil pengambilan sampel di beberapa titik, oksigen terlarut di perairan budidaya tersebut hanya di angka 0,7 dan 1,9 mg/L. Namun untuk PH masih normal,” ujarnya.
Dijelaskannya, kualitas air yang berkurang itu disebabkan menurunnya debit air dan padatnya keramba yang terpasang.
“Secara analisis kami, kondisi kepadatan keramba sudah over kapasitas. Kondisi sungai yang lebar 80 meter dengan kedalaman 3 hingga 5 meter terpasang ribuan keramba dan padat tebar pembudidaya juga ada yang mencapai 20 ribu ekor untuk satu keramba ukuran 8×8 meter,” jelasnya.

Sambung Bandi, dengan kondisi aliran sungai dan kepadatan keramba, ideal untuk tebar benih hanya di 5.000 hingga 10.000 ekor untuk satu keramba.
“Lebar sungai sudah nyaris tertutub dengan keramba, tentunya oksigen terlarut di air akan terbagi karena arus tidak lancar,” tambahnya.
Kematian ikan di keramba jaring apung dengan jumlah besar seperti ini, dikatakan Bandi hampir setiap tahun dialami pembudidaya yang berada di aliran sungai riam kanan. Karena itu, tingkat kesadaran tentang bagaimana berbudidaya ikan yang baik harus diperhatikan.
“Juga tata kelola lingkungan perairan agar kawasan budidaya dapat berlangsung baik dan lestari. Bangun kesadaran bersama akan jumlah keramba dan tebar benih, jangan yang over kapasitas sehingga daya dukung kesuburan perairan dapat terjaga dengan baik,” imbuhnya.
Untuk ikan yang sudah mati, Bandi juga mengingatkan pembudidaya agar tidak membuang kembali ke aliran sungai karna dapat menambah penurunan kualitas air.
Meminimalisir kembali terjadinya kematian ikan, pembudidaya dapat mengantisipasi dengan menambahkan oksigen ke dalam air menggunakan aerator.